Jumat, 31 Oktober 2014

Memang seharusnya pria dan wanita tidak bersahabat

Haiiiiiiiiiii.. Novinka come back.!! :*
Kali ini aku akan ngepost cerita atau lebih tepatnya JD(Just Dream) One Shoot karya Shawty Olyta Soveriana. Kenapa aku post cerita ini????? Karna aku sukaaaa bingitss sama ceritanya yang bikin banjir air mata.. celiyus deh….  Karna beliebers(penggemar Justin Bieber) maka pemeran utama JD nya adalah Justin ^^ selamat menikmati readersku tercinta^^

"Memang seharusnya pria dan wanita tidak bersahabat. "


==============================================================


           Aku bergeming bersama pria itu.Hanya terdengar suara langkah kaki dan orang orang yang di sekitar kami, jugaterdengar beberapa kendaraan yang melintas begitu saja di jalan.
"Ra"
           Pria itu memanggil ku. Ia selalumemanggil ku dengan sebutan itu. Aku suka panggilan itu.aku mendongakan kepalaku. Menatap dirinya lekat. Ia tersenyum padaku. Senyuman indah itu. Sangatbegitu cerah dan berwarna. Apa arti dari senyuman itu? Ia berdehem
"Ra. Aku ingin jujur padamu. Selama sepuluh tahun kita berteman, kitatidak pernah saling jujur jujuran kan?"

         Aku mengernyit. Detak jantung kuberdetak kencang lagi. Ia selalu membuat ku seperti ini. Membuat ku penasarandan membuat jantung ini ingin meloncat . "apa itu?" tanya ku. Priaitu mengelus dagunya dan berdiam lama. Ia seperti Memikirkan sesuatu. Apa yangia pikirkan? Andai aku bisa membaca pikirannya. Seperti nya ia ragu untukbilang itu. Oh tuhan, apa ia juga menyukai ku? Ku harap begitu.

"Aku takut bilang pada mu.Sebenarnya ini rahasia yang sangat benar benar dibilang rahasia"

        Lagi lagi ia membuat ku mati penasaran.Aku menghentikan langkah kaki ku lalu menatap ia bingung sambil mengerutkankening ku "dasar bodoh. Yang namanya rahasia ya memang rahasia bodoh.Sebenarnya kau ingin katakan apa tidak hm? Jangan buat aku penasaran."balas ku lalu menjitak kepala nya.
Ia meringis, benar benar lucu. Ia mengusapkan kepalanya sambil merengutkanbibirnya. Lucu. Ia seperti bayi laki laki yang marah ketika tidak dibelikanpermen. "Kau selalu kasar. Kenapa kau tidak berubah jadi gadis yang lembut uh? Aku tidak jadi bilang" kesalnya lalu berjalan dan meninggalkan ku. Akutertawa kecil. Ia benar benar sangat lucu
"Hei justin. Cepat katakanpada ku . kau ingin membuat ku mati penasaran hm?" ujar ku meninggikan nada ku lalu berlari menghampiri dia.

       Pria itu menghentikan langkah nya. Ialu bergeming. Tatapannya menatap sebelah kanan. Ada apa dengan dia? 
Aku berdiri disampingnya, menatap justin dengan bingung. Aku melihat manik matajustin.Ia melihat, seorang gadis yang berdiri di halte bus di sebrang sana.
 
"Ini dia rahasia ku ra" ujarnya dengan tatapan yang tidak beralih kegadis itu. Ia tersenyum kecil ke arahnya.

Tubuh ku mulai membeku. Aku terdiam. Ada muncul perasaan yang tak pernah akurasakan jika berada di samping justin. Ini bukan perasaan nyaman. Ini bukanperasaan senang. Perasaan ini lebih menyakitkan. "M--m--maksud mu ?"tanya ku curiga
Justin menoleh ke arah ku, iatersenyum lagi "rahasia ku adalah aku menyukai gadis itu. Ia dari fakultashukum. Aku menyukai gadis itu sejak lama. Hm mungkin sejak semester pertama.Lihat dia ra. Selera ku bagus kan dalam memilih wanita" jelasnya lalukembali menatapnya. Dan masih tersenyum.
Aku terdiam membeku. Perasaan ini. Aku benar benar tidak suka merasakan ini.Jadi itu rahasia justin. Sialan, bahkan aku mengiranya lebih. Mata ku terasaperih. Oh tuhan,apa aku ingin menangis? Jangan menangis disaat aku bersama diatuhan. Aku tidak ingin membiarkannya tau. Aku tidak ingin semuanya berantakan.Gadis itu, ku akui. Dia memang cantik.
"Hm ra? " ujar justinmembuyarkan lamunan ku.
"Ah iya . selera mu bagus.Dia sangat cantik "
Dan saat itu. Aku mulai menyakitidiriku sendiri.

===============================================================

      Aku mencintai nya. Tapi dia tidak mencintaiku. Untuk apa? Untuk apa jika ia mencintai ku. Dia hanya menganggap ku sebagaiteman. Ya teman bukan lebih. 
Aku terdiam,menatap bawang merah yang berada di atas piring. Tangan kanan kumemegang sebuah pisau. Ku alihkan tatapan ku ke pisau tajam dan mengkilat itu.Merasakan sakit hati ini, membuat ku lapar. Aku mulai memotong bawang merahitu. Mengiris nya dengan kecil dan tipis tipis. Sialan, aku menangis. Akumenangis karena bawang atau karena justin? Hiks. Yang benar saja, aku pastimenangis karena bawang ini--walaupun ku akui aku menangis karena justin-- akumulai emosi,pria itu membuat ku gila. Seharusnya dari awal aku tidak mengenaldia. Seharusnya kita tidak bersahabat.
Aku sangat emosi, perasaan ku mulai kacau berat. Ku iris bawang itu dengancepat.
Aw
        Aku meringis,telunjuk ku, berdarah!!. Kutatap telunjuk ku. Darah itu masih keluar. Aku tersenyum, ini tidak sakit.Benar benar tidak sakit. Aku menyukai nya. Ku ambil pisau dapur itu lagi,pisauitu sedikit terkena darah telunjuk ku. Aku ingin mencoba sekali lagi,mengoreskan tangan ku dengan pisau itu. Ini membuat ku sangat nyaman. Akumenyukai nya.
"Ra"
       Aku membeku. Nafas ku tercekat, barusaja aku ingin mengoreskan tangan ku dengan pisau itu. Seseorang memeluk kudari belakang, membuat tangan ku terhenti dan membuat pisau ku jatuh ke mejadapur itu. Aku kenal wangi parfum ini, aku tau siapa yang memeluk ku daribelakang. Ia justin. Ya, ia justin bieber
"Aku ingin katakan sesuatupada mu. Semenjak pertama kali aku melihat mu. Aku menyukai mu. Wajah mu terusada di pikiran ku. Aku ingin melindungi mu. Aku ingin terus menemani mu dan kautidak akan bisa sendirian lagi. Aku ingin menjadi bagian dari hidup mu. Akuingin ada di hati mu. Menjadikan ku orang yang special di hidup mu. Menjadi orangyang berarti untuk mu. Aku mencintai mu. Would you be mine? "

        Tubuh ku membeku. Mata kumembulat dengan sempurna. Detak jantung ku? Tentu saja ia tidak membeku. Iaterus berdegup dengan kencang. Aku tidak bernafas. Justin? Apa ia tidak salahbicara. Aku tidak mengerti. Ada perasaan janggal disini. Kemarin, baru saja iamenunjukan rahasia nya pada ku.Tapi sekarang. Aku tidak mempercayainya.
Aku terkekeh. Aku tertawa kecil. Ini pasti hanya candaan "hei justin. Apakau bercanda? Aku tidak kemakan oleh tipuan mu. Lepaskan aku" ucap ku lalumenginjak kaki nya dan membuat ia meringis sambil memegang kakinya.
"Ra. Aku tidak bercanda. Aw sakit. Kenapa tidak sekali saja kau bersikaplembut pada ku? Kau selalu menyiksa ku" gerutu nya lalu melepaskanpelukannya
"Kenapa kau tidak mengetukpintu dulu sebelum masuk ke rumah ku ? Dasar tidak sopan" balas ku lalumenjitak kepalanya. Lagi lagi ia meringis.aku tidak mengerti. Sebenarnya itubercanda atau tidak? Bahkan ia masih membuat degup jantung ku berkerja keras. Lalu,bagaimana rahasia yang kemarin.
"Hei. Berhenti menjitakkepala ku"

Aku memutarkan bola mata.Mengabaikan dia yang terus gerutu kesakitan. Dasar pria lembek.
Aku pergi meninggalkannya. Berjalan ke arah kamar. Pria itu berjalan mengikutiku
"Ra. Bagaimana akting kutadi? Itu kata kata yang akan ku ucapkan pada gadis itu. Romantis bukan?"
Benar, Ia menyakiti ku lagi.
Haha bahkan aku menganggapnyatidak bercanda. Bodoh, kau bodoh barbara. Mana mungkin ia menyukai ku. Shit,detak jantung ku sudah tidak berdegup kencang. Ia mulai melemah. Seolah olahjantung ku retak secara tiba tiba. Sesak. Jelas ada. 
Aku benci merasakan ini.
"Akting mu sangat buruk"ujar ku lalu duduk di meja belajar dan mengambil novel lalu menatap novel itu.Ya, aku hanya menatapnya tidak membaca. Sialan,mata ku mulai panas. Sepertinyaaku ingin menangis.
Justin terkekeh. Ia membantingkantubuhnya diatas ranjang ku, ia juga mengambil buku yang ada di atas ranjang.Entah buku apa yang ia baca . "buruk? Bahkan kau membeku saat ku bilangseperti itu"
Sialan. Kenapa ia tahu? Apa iajuga merasakan kalau aku menyukai dirinya. "Iya benar. Itu sangat buruk.Jika kau masuk ke acara penghargaan "aktor pria yang terbaik" akuyakin. Pasti kau kalah"
Walaupun ku akui. Aktingnya memang bagus. Sialan, aku mengakuinya kalauaktingnya memang benar benar bagus.
Pria itu tertawa lagi "janganbohong sayang. Aku tau. Akting ku memang bagus kan"
Dia memanggil ku sayang. Dear,detakan ini muncul lagi. Ah sial, kenapa hanya mengatakan kata"sayang" membuat jantungku meloncat lagi.
Aku memutarkan bola mata ku laluterkekeh "what ever"
Pria itu diam. Ia meletakan bukuitu lalu menatap langit langit kamar. Ia seperti berpikir. Apa yang iapikirkan? Ah barbara, kenapa kau begitu bodoh. Tentu saja ia memikirkan gadisitu.

"Bahkan aku tidak tahunamanya" gumamnya masih menatap langit langit kamar. Benar, ia memikirkangadis itu.

"Namanya evelyn."
Dengan secepat kilat. Pria itubangkit dari tidurnya. Ia menatap ku bersemangat. Ia tersenyum lebar."Benarkah? Bagaimana kau tahu?" Dia senang padahal aku hanyamemberitahu namanya saja. Benar, aku memang mencari tahu tentang dirinya. Dear,bahkan aku mencari tahu tentang dirinya. benar benar bodoh. Aku menatap justinlalu menganggukan kepala ku pelan "aku tau. Aku mencari tahu tentangdirinya. "
"Kalau begitu. Bantu akumendapatkan gadis itu. Apa kau bisa?" Tanyanya ia bangkit dari duduknyalalu berdiri di samping ku. Bagaimana bisa? Ini membuat ku tambah sakit. Dasarpria jahat. "Akan ku coba" balas ku lalu menunduk dan mulai menatapnovel itu--bukan membacanya--.
"Evelyn...." Gumamjustin. Aku tau pasti ia tersenyum sambil memikirkan wajah gadis itu. Sialan,perasaan ini tambah memburuk. Aku tidak kuat lagi. Mata ku semakin panas. Dan aku merasakan bendungan di bawah kelopak mataku disana. Dan akhirnya air mataitu turun.
"Kalau kau diam saja. Tidakdekati gadis itu. Dia bisa bisa diambil orang lain. Sebaiknya kau dekatidia..berkenalan dengannya. Aku yakin,ia pasti mau dengan mu" ujar ku tanpamelihatnya. Air mata ini semakin menderas. Beruntung rambut panjang ku teruraidan tidak terlihat oleh justin kalau aku sedang menangis. Argh, bahkan akutidak percaya bisa bilang seperti itu.
"Kau benar. Aku harus menemuinya. Thanks ra. Bantu aku oke?"
Aku hanya mengangguk.
"Kau memang yangterbaik" sambungnya mengacak acakan rambut ku lalu pergi dari rumah ku.Pria itu selalu datang dan pergi.


=================================


"Ra" ia memanggil ku danberjalan menghampiri ku. Aku yang tengah membaca buku di taman kampus sekolahterhentikan,lalu menoleh ke sumber suara. Justin duduk di samping ku dan tibatiba ia mencubit pipi ku. Aku kaget, mata ku membulat.

"Kau sangat lucu"

Aku merasakan panasnya di pipi ku.Seolah olah aku merasa pipi ku sudah merah merona.sedangkan detak jantung ku,berdetak begitu cepat. Kenapa ia selalu membuat ku seperti ini?
"Lihat. Pipi mu merah rahaha" ia tertawa.
Aku memicingkan mata ku, menatapdirinya sinis. "Ada apa?kenapa tiba tiba datang dan langsung mencubit pipiku?"
Ia mengelengkan kepalanya dantersenyum "tidak. Memang nya aku tidak boleh mencubit pipi mu?"
"Tidak"
"Kenapa?"
"Pasti ada alasan yang pastikenapa kau mencubit pipi ku? Memangnya aku salah apa padamu? Atau janganjangan...." Ada jeda disini,aku menyipitkan mata ku menatap dia. Sedangkandia hanya mengernyit. "Apa jangan jangan kau ingin ku jitak?iya kan ? Oke.kemari. Akan ku jitak kau" sambungku sambil berdiri dan mengepalkan tanganku
Pria itu membulatkan matanya danlantas bangkit dari duduk lalu menjauh dari ku. "Tidak. Ku mohon,jangan siksadiriku oke?"
"Kau berlebihan justin. Sinikemari kau,akan ku jitak kepala mu. Ini akan lebih sakit dari sebelumnya"ancam ku dan mengejar dirinya. Aku menahan tawa, pria itu sungguh sangat lucu.
"Kau tega ra. Tidak. Akutidak mau" ia berlari dan aku tetap mengejarnya.
"Kemari kau justin bieber.Jangan jadi pengecut." Ujar ku meninggikan nada ku karna jarak antara akuda dia cukup jauh
"Aku bukan pengecut. Akuhanya takut dengan kepalan tangan mu yang menyeramkan itu!!" ia berteriakdan menoleh ke belakang ke arah ku.
"Apa kau bil--"
BRAK!!!
Ucapan ku terpotong, langkah kakiku terhenti .
Justin bieber, menabrak seseorang dan membuat keduanya terjatuh. Hati kumerasakan hal aneh lagi ketika aku melihat,siapa yang justin tabrak itu.
"Evelyn? Kau tak apa?"Tanya justin khawatir sambil memegang pundak nya dan membantu nya berdiri
"Aku tak apa. "
"Tidak. Kau ada apa apa. Akanku bantu ke uks"
"Tidak apa apa kok. Aku bisasendiri. Aku mau ke kelas saja"
"Baik,aku antarkan kau kekelas"
Dan akhirnya pria itu mengantarkanevelyn ke kelas. Berlebihan, bahkan gadis itu tidak merasakan sakit apa pun.Aku hanya terseyum getir menatap punggung mereka yang semakin lama semakinmenghilang. Ck,sakit lagi

=========================================

        Ia menyakiti ku lagi. Aku taktahan lagi. Aku berlari ke toilet kampus. Aku melihatnya. Ia tidak sendiri. Iamenjadi berani. Ia melakukan tekad nya. Kenapa aku harus melihatnya. Melihatnyaberdua dengan gadis itu. Air mata ku menderas. Kenapa aku begitu cengeng? Inibahkan sakit sekali. Lebih sakit dari sebelumnya. Pria itu benar benar jahat.
Aku masuk ke bilik toilet lalu mengunci pintu itu .
 
Aku menangis disana. Benar benar sakit. Apa yang harus ku berbuat?
Tubuh ku merosot terduduk. Sialan, kenapa aku begitu lemah? Padahal aku selalukuat di depan pria itu.
 
Aku memeluk kedua lutut ku dan menengelamkan wajah ku. Aku menangis sepuasnya.Mungkin isakan ku terdengar ke seluruh ruang toilet. Jika orang bodoh berfikirmungkin ada seorang hantu wanita yang menangis di toilet ini. Bahkan aku yangbodoh sekarang. Untuk apa aku menangisi dia?
 
Aku mendongakan kepala ku. Menghapuskan sisa air mata ku. Percuma. Percuma jikaaku menghapusnya, air mata ini terus mengalir dengan deras. Seperti air terjunyang tidak ada berhentinya. Kenapa aku sesedih ini? Apa aku sangatmencintainya? . aku harus berhenti,berhenti mencintainya. Tapi apa daya? Apaaku bisa? Jika ia terus ada di dekat ku. Perasaan itu tidak akan hilang.
Aku diam melihat sesuatu disana.Benda kecil dan tipis berwarna hitam. Itu silet, aku melihat silet di dekatpintu. Silet. Apa aku harus melakukannya? . bunuh diri? Apa itu cara yang baik?Aku mengambil silet itu lalu menatap nya. Tidak, aku tidak ingin bunuh diri.Aku tidak mau meninggalkan justin tapi..... Mengoreskan nya sedikit ke tanganjuga tak apa kan? Aku hanya menghibur diri. Lagi pula, menyakiti diri kusendiri itu membuat ku nyaman.
Air mata ku mengalir lagi. Aku memejamkan mata ku sementara air mata masihtidak berhenti mengalir,lalu aku menggoreskan silet itu perlahan membuat
membuat darah segar mengalir dari goresan tadi.
Perih. Tapi tidak seperih hati ini. Aku tersenyum getir. Aku mengoreskannyalagi. Sudah ada dua luka di sana. Sementara darah ku masih keluar. Ku akui, akugila sekarang. Tapi ini membuat ku nyaman . aku mengoreskannya lagi dengantangisan ku yang belum reda. Berdarah lagi, ada tiga luka disana. Aku belumpuas. Aku tertawa bersamaan dengan air mata ku yang masih belum melawanberhenti. Aku sudah gila
Tok tok tok.
Seseorang mengetuk pintu biliktoilet ini. Membuat aku berhenti menangis dan menghentikan aksi gila ku."Siapa?" Tanya ku dengan suara serak.

"Apa kau baik baiksaja?" Jawab seseorang dari balik pintu. Itu suara perempuan.
Apa aku ketauan sekarang? Dengansecepat kilat aku menghapuskan air mata ku lalu memakai jaket. Jadi luka itutidak terlihat, aku pun membuka pintu nya.
Aku membulatkan mata. Nafas kutercekat ketika melihat sosok dihadapan ku. Gadis itu.
Gadis jahat itu. Ck, aku baru sadar ternyata dia memang jahat.
 

"Hei. Apa kau baik baiksaja?" Tanya nya dengan raut wajah yang khawatir. Dia pura pura baik kah?Dan bahkan ia menyentuh pundak ku sekarang. Beraninya tangan itu menyentuhpundak ku.

"Ya. Aku baik baiksaja."

"Aku mendengar mu menangis.Dan mata mu juga sembab. Kau pasti ada apa apa. Apa ada yang bisa kubantu?"

Ada. Kau bisa menjauhi justin. 

"Tidak apa apa. Aku baik baiksaja" balas ku lalu pergi meninggalkannya. Evelyn, kalau aku jahat . akupasti langsung membunuh mu sekarang. Tapi aku sadar, sebenarnya ini bukan salahdia. Ya, tapi ini salah ku. Benar, ini salah ku. Aku memang yang bodoh. Jelasjustin menyukainya. Gadis itu baik hati dan lembut. Tidak seperti ku, yangkasar.


"Hm. Hei"
Aku menghentikan langkah kaki kusebelum aku keluar dari toilet ini. Aku menoleh ke arah sumber suara. Terlihatmanik mata evelyn yang bingung, ia menatap bilik toilet yang aku tempati tadi.Ia menatap ke lantai. Sepertinya ada yang tertinggal disana.
"Apa silet itu milik mu?Dan...." Ia menjeda ucapannya dan menatap ke lantai itu lalu ia menatap kucuriga "apa darah itu juga milik mu?"
"Ah . tidak. Hmm maksud ku.Ah iya itu , aku baru saja terjatuh karena seorang anjing mengejar diriku. Danakhirnya berdarah . aku pun ke toilet dan membersihkan luka ku disana. Akuterburu buru karena kau mengetuk pintu nya."
"Lalu... Silet itu?"
Aku diam sejenak. Memikirkanjawaban yang tepat .
"Aku tidak tau. Memang siletitu daritadi ada disana"
Evelyn tampak bingung, lalu iamenganggukan kepalanya mengerti.


==========================================


         Aku berfikir. memikirkan sesuatu.Memikirkan apa yang akan ku tulis di kertas ini. Aku diam sambil menatap kertasputih yang masih bersih tidak terkena goresan apa pun. 
"Ra" panggil pria itu duduk disamping ku. Aku hanya menoleh kearahnya tidak berkata apa pun.

"Kau tau kan. Aku menyukaisiapa?"

Dear, apa ia akan menyakiti kulagi sekarang. "Ya aku tau"

"Kau tau. Tapi sekarang akuyang tidak tau"

Aku diam. Tangan ku yang sedaritadi menulis di kertas itu pun berhenti sejenak. Aku menatap nya penuh arti. Ia menatap ku juga sama. "Kau tau. Yang kau suka itu---"


"Bukan. Maksud ku. Aku yangtidak tau tentang dirimu. Kau tau kan? Kita sudah berteman selama 10 tahun.Tapi aku tidak tau pria yang kau cintai itu siapa?" ujarnya memotongucapan ku.

Aku menghela nafas,lalumengalihkan pandangannya dan kembali menulis di kertas putih itu. Bodoh,kenapakau begitu bodoh justin bieber. Jelas yang ku suka adalah dirimu. Bodoh, apakau tidak merasakannya? "Ada. Tapi aku tidak akan memberitahu dirimu"
Pria itu berdecak kesal. Iamemutarkan bola matanya lalu memegang lengan ku "ayolah. Beritahu akusiapa dia?" ia memohon sambil mengoyangkan tangan ku. Aku mengigit bibirbawah ku lalu menatap dia.

"tapi aku.. berencana berhentimenyukainya"
"Kenapa?"
"Kau tahu bagaimana rasanyamengejar
seseorang yang hatinya sudah tertanam pada
orang lain?”

Justin terlihat terdiam berfikir,sambil
menatapku. “Aku tahu, itu menyakitkan.”

Aku mengangguk membenarkanjawabannya.
“Maka dari itu, aku mengakhirinya”

     Justin meraih tanganku kemudianmenepuknya beberapa kali. “Semangat, bukankah kau sendiri yang mengatakan bahwa kita sudah memiliki pasangan tersendiri. Kita tinggal tunggu saja, jangan menyerah sahabatku..”


Kau benar Justin. Lelaki danperempuan diciptakan untuk menjadi pasangan. Bukan seperti sahabat seperti kau dan aku. Maka dari
itu aku akhiri semuanya tapi sepertinya aku tidak akan bisa. Kalau kau terusterusan seperti ini justin. Selalu ada di samping ku. Selalu membuat kutertawa. Selalu membuat ku nyaman. Apa daya? Apa aku bisa berhenti mencintaimu? Itu pasti susah dan butuh waktu yang sangat lama.
 
"Lalu bagaimana hubungan mu dengan evelyn?"
 

"Tambah dekat" iatersenyum. Bicara soal evelyn, pasti dia akan tersenyum seperti itu. Ck, sakitlagi.

"Kapan kau akan menyatakanperasaan mu? “ bodoh, aku malah bertanya seperti ini. Memancing hatiku yangsemakin sesak di dalam.
"Secepatnya. Tapi ra,akumasih bingung..sebenarnya siapa pria yang kau sukai itu? Ayolah beritahuaku"

Aku menghela nafas sambil memijatkening ku. Aku diam dan mengabaikan pertanyaan justin . aku menulis sesuatu dikertas. Melihat dirinya di abaikan oleh ku, pria itu berdecak kesal"kenapa kau pelit sekali. Tinggal katakan namanya dan aku--"
"Kau mau tau ? Jawabannyasiapa dia?" tanya ku memotong ucapan nya. Pria itu menganggukan kepalanya, aku pun menyodorkan kertas "artikan ini dan kau akan tau"

Justin mengambil kertas itu, iamengerutkan keningnya bingung sambil menatap kertas itu. Aku yakin, ia tidakakan bisa menebaknya "01101001011101000111001100100000011110010110111101110101" eja nya membacasatu persatu yang ada di kertas itu.
Justin terkekeh "ra. Apa ini? Hanya ada angka 0 dan 1. Mana bisa diartikan"

"Itu bilangan biner. Itu adaartinya. Terserah kau. Setidaknya aku sudah memberi petunjuk"

"Ini bukan kuis atau apa pun.Aku tidak mengerti. Jangan buat ku mati penasaran. Tinggal beri tahu namanyasaja. " kesalnya sambil menaikan ujung bibirnya. Aku memutarkan bola mataku.

"Aku tidak percaya denganbibir mu just"

"Memangnya ada apa denganbibir ku?" pria itu diam sejenak. Memikirkan sesuatu. Sedetik kemudian iatersenyum . aneh kenapa ia tersenyum? Pria itu mendekat kan wajahnya ke arahwajah ku. Aku membulat kan mata. 

"Apa kau ingin ku cium?" sambungnya dengan senyuman nya yang jahil.
Aku terkekeh. Aku menjitakkepalanya, membuat kepalanya menjauh dan tidak dekat dengan ku lagi. Iameringis, tangannya mengusap usapkan kepalanya yang baru saja ku jitak."Lagi lagi di jitak. Sakit tau! Kenapa kau tidak bersikap lembut kepada kuhah? Selalu kasar" rengut nya masih mengusap usapkan kepalanya.

"Aku tidak percaya pada bibirmu karena jika aku beri tahu siapa yang ku suka. Pasti kau akan beri tahu kesemua orang. Aku tau kau" 

"Aku akan menjaga rahasia.Aku janji." ia mengacungkan dua jari. Benar benar lucu. 

"Tidak"

"Barbara palvin. C'mon kitasahabat bukan?"

"Tetap tidak. Kau artikansaja bilangan biner itu" aku menatap kertas itu. Ia juga menatap kertasitu sedetik kemudian ia mendengus kesal.

"Apa yang harus di artikan?Hanya ada dua angka. Aku tidak bisa. Ra, kenapa kau begitu tertutup. Bukankahkita--"



"Justin?"

Ucapan pria itu terhenti,ketikaseseorang mendekat ke arah kami dan menyebut nama pria itu. Aku menoleh kesumber suara, benar dugaan ku. Dia adalah gadis itu. 
Justin bangkit dari duduknya, ia tampak kaget ketika evelyn menghampirinya. Iapun tersenyum dan mempersilahkan evelyn duduk. Dan tiba tiba, manik kedua mataku dan kedua mata evelyn bertemu. Evelyn tampak kaget, ketika melihat ku. Iamembulatkan matanya. "Kau? Kau gadis yang menangis di toilet itukan?" tanyanya.
Bodoh, kenapa ia harus menanyakanhal itu. Aku melirik justin. Terlihat jelas tampang raut wajah justin yangbingung dan tidak mengerti apa apa. Justin menatap ku dan evelyn secarabergantian "kalian saling mengenal?" tanya justin.
"Tidak,aku tidak sengajabertemu dia di--"
"Maafkan aku. Aku harus pergi, aku ada kelas hari ini." ujar ku memotong ucapan evelyn. Aku pun bangkitdari duduk dan pergi meninggalkan mereka. Ku harap, evelyn tidak menceritakantentang kejadian di toilet itu.



===================================

Aku gila. Aku mempunyai gangguanjiwa. Aku benar benar gila. Aku menyakiti diriku sendiri. Ini membuat ku puas.
Aku duduk di atas ranjang,aku mengigit bibir bawah ku lalu memejamkan mata.Sebuah pisau, aku goreskan ke kaki ku. Aku mengigit bibir bawah ku kuatkuat,bahkan aku merasakan darah di bibir ku. Aku menahan rasa sakit. Rasa sakityang di berikan pada justin dan diriku sendiri.
 
Aku menangis. Menangis kencang dan merasakan rasa sakit yang begitu dalam..akuberteriak. Aku menyedihkan. Aku tidak kuat untuk hidup.
Pria itu,aku melihatnya tidak sendirian lagi. Bersama gadis itu . tega, kenapaia begitu tega? Dan membuat ku menjadi menyedihkan seperti ini. Benar, akumenyedihkan.
Aku meringis, ketika darah segar keluar dari goresan yang ku buat di kaki kananku. Dua kaki ku sudah berdarah dan robek. Darah itu terus mengalir. Akumemejamkan mata ku. Menahan rasa sakit.
 

           "Ra...."
Seseorang memanggil ku, iamemanggil ku di luar rumah. Kenapa ia datang? Bodoh. Apa ia ingin melihatdiriku yang menyedihkan ini?. Aku berbaring lalu menutup tubuh ku denganselimut. Pria itu langsung masuk ke kamar ku tanpa mengetuk pintu. Dasar priatidak sopan.

        "Ra..." wajahnya ceria,senyuman nya tiba tiba memudar ketika melihat ku berbaring dengan berbalutselimut "kau sakit?" tanya nya lalu berlari duduk di pinggir ranjang.Ia memegang kening ku.mentasfirkan suhu badan ku yang sama sekali tidak panas.Aku menyingkirkan tangannya yang ada di atas kening ku lalu bangkit dari tidurdan duduk. Sebisa mungkin aku menutupi luka itu dengan selimut.

"Tidak. Aku baru sajatertidur. Tapi kau membangunkan ku. Kenapa kau datang tidak mengetuk pintu duluhuh? Apa kau mau ku jitak lagi?" aku mengepalkan tangan ku. Pria itu diam,ia menatap ku khawatir.

"Kau sakit? Wajah mu pucat.Ayo kita ke dokter" ia menarik tangan ku tapi aku menahannya.
"Kau berlebihan. Aku tidaksakit justin. Oh ya, kenapa kau disini? Bukankah kau bersama evelyn tadi?"
Pria itu diam dan berfikir. Entahapa yang di pikirannya. Aku melihat tangan nya, pria itu memegang sebuah kotakberwarna biru. Itu seperti....
"Ah iya. Sebenarnya..."pria itu memotong ucapannya lalu menunjukan kotak berwarna biru. Perasaan kutidak enak.

"Untuk evelyn?" 

Pria itu menatap ku . sedetikkemudian ia menganggukan kepalanya dan tersenyum. Benar, sudah ku duga.
"Besok. Aku akan menyatakanperasaan ku dengannya"


Aku diam.


"Aku akan memberi nya ini.Bagaimana? Apa ini indah?" ia membuka kotak itu dan terlihat sebuah cincinberwarna putih yang berkilau.
"Aku membeli ini butuhperjuangan ra. Memakai uang tabungan ku"
"Indah bukan? Harganya sangat mahal. Tabungan ku sudah habis"
"Pasti evelyn akan suka. Tapi aku takut itu terbalik. Aku takut ia tidaksuka"
"Aku takut ia menolak ku"
"Bagaimana menurut mu? Jika kau jadi evelyn. Apa kau akan menerimaku?"
"Dan jika ia menerima nya. Apa yang harus ku lakukan? Apa aku langsungmenciumnya?"
Aku mengigit bibir bawah ku. Mataku mulai perih, Ini benar benar sakit. Lebih sakit dari sebelumnya. Berhenti,ku mohon...
"Kenapa kau diam? Aku butuhsaran mu ra."
"Menurut mu kata yang romantis itu apa? 'Do you want to be my girfriend?'atau 'would u be mine?' aku sangat bingung"
"Tapi menurut ku bukankah would u be mine? Itu lebih romantis. Benar kanra?"
"Ra. Kenapa kau diam? Aku butuh saran mu"
"Pertama aku harus memeluknya? Atau apa? Aku benar benar bingung."
"Atau aku langsung men---"


"Justin... Ku mohonberhenti"


Justin diam. Benar, akumenyedihkan sekarang. Air mata ku mengalir dengan deras. Hati ku terasa sesakdan bahkan lebih sesak dari sebelumnya. Rasanya ingin menusuk jantung inidengan pisau itu.
"Ra, kenapa? Kenapa kaumenangis?" ia memegang pundak ku. Terlihat jelas raut wajah nya yangkhawatir. 

Aku menyingkirkan tangannya lalu bangkit dari duduk,aku mengambil pisau lipatitu dan mengumpatinya. Aku ingin pergi dari sini. Aku ingin menghilang.
"Ra.. Ada apa dengan kaki mu?Kenapa berdarah? Apa yang terjadi? Kenapa kau menangis? Kenapa? Siapa yangberbuat ini dengan mu? Katakan!! Dia siapa ? Siapa?" ia melihatnya. Akuterkekeh bersamaan dengan air mata yang masih terus mengalir


Aku memicingkan mata menatapnya dengan tatapan sinis. "Apa kau perdulidengan ku sekarang?" ujar ku Lalu berjalan meninggalkannya.
"Oh. Jadi benar apa yangdikatakan evelyn" ujarnya bangkit dari duduk dan membuat ku menghentikanlangkah kaki ku. "Dan Aku tau apa arti bilangan biner itu" 

" Its you. Benar kan artidari bilangan biner itu?"

Aku diam, mengigit bibir bawah ku.Air mata ku masih mengalir tidak ada berhentinya
"Kau pun melukai dirimusendiri. Evelyn menceritakan semuanya pada ku. Ketika kau menangis di toilet.Ra,kenapa kau begitu bodoh? Kenapa? Kau gadis yang bodoh". 

Aku menoleh ke arah nya danmenatapnya "benar, benar sekali justin bieber. Aku benar benar bodoh. Jikaaku bodoh. KENAPA KAU INGIN BERTEMAN DENGAN GADIS BODOH SEPERTI KU?" akumenangis. Kaki ku sudah tak kuat untuk menampung beban ku. Aku benar benartidak kuat. Aku ingin mengakhirinya segera.

"Ra. Ku mohon jangan sepertiini. Jangan buat dirimu menderita. Aku menyangi mu. Aku tidak ingin kehilanganmu. Kau adalah--"

"Sahabat. Right, aku hanyasahabat . tapi aku mencintai mu."

"Aku--"

"Aku bosan diperlakukanseperti ini dengan mu just. Kau slalu menyakiti ku. Ini membuat. Membuatku---"


ada jeda disini. 

"Tersiksa" sambung ku


"Tapi ra. Kenapa kau sampaiberbuat seperti itu? Menyakiti dirimu sendiri. Apa kau gila? Kau inginmati?"

Aku menganggukan kepala dantersenyum getir "benar. Aku gila dan aku ingin mati"
Justin terkekeh. " ra kumohon . jangan seperti ini. Aku tidak suka!"

"Aku tahu. Memang sudahseharusnya pria dan wanita tidak bersahabat. Aku memang bodoh, untuk apa akumencintai pria semacam dirimu just? Haha aku benar benar bodoh. Astaga, akumemang bodoh. Aku gadis yang bodoh" aku tertawa , aku memang sudah gila.Air mata ku tidak ada hentinya. Aku menyedihkan di depan pria itu sekarang. 

"Aku tidak tahu jika semuanyaseperti ini. Maafkan aku ra. Aku benar benar salah. Aku menyesal membuat museperti ini. " ia berjalan mendekat ke arah ku. Aku menggelengkan kepalaku dan berjalan mundur , menjauh darinya. Melihat aku yang tengah menjauhdarinya. Ia memberhenti kan langkah kakinya. Aku melihat ada setitik air jatuhdari matanya. Ia menangis. Apa kah ia benar benar menangis? Kenapa ia menangis?Apa aku membuatnya menangis?

"Kau tidak salah. Untuk apakau minta maaf pada ku bodoh? Aku yang salah. Seharusnya aku tidak menyukai mu,tapi karena aku begitu idiot. Aku pun menyukai mu. Benar benar bodoh bukan?Haha. Aku akan mengakhirinya sekarang. Aku tidak ingin hidup seperti ini. Akutidak ingin hidup mencintai mu tanpa ada balasan dari mu just. Aku akanmenghilang dan melihat mu di atas . aku akan melihat mu dan evelyn bahagiabersama nanti. "

"Apa maksud mu? Mengakhiri?MENGAKHIRI APA ?"

Aku tersenyum , membuka pisaulipat itu dan...
"Tidak! Jangan lakukan itu!Ra! Ku mohon jangan lakukan itu! Aku mencintai mu. Ku mohon jangan lakukanitu!!"
Aku tertawa "apa kau bilang?Mencintai ku? Haha. Justin justin. Disaat aku seperti ini, kau baru mengatakanitu. Apa kau ingin menghibur ku? Tidak . itu tidak terhibur sama sekalisayang"

Justin mengelengkan kepalanya"tidak. Aku benar benar mencintai mu . aku baru menyadarinya. Selama akudekat dengan evelyn. Selama itu juga aku tidak merasakan nyaman. Aku lebihnyaman ketika bersama mu. Aku serius. Aku tidak bohong. Percayalah."

Aku tertawa. Lagi. "Kau inginmenghentikan aksi gila ku ini kan? Agar aku tidak bunuh diri. Hey justin, asal kautahu. Pernyataan bohong itu lebih sakit daripada kau yang tidak membalascintaku dan AKU TIDAK INGIN MERASAKAN SAKIT LAGI BODOH!"

"Kenapa kau tidak percaya?Kau harus percaya padaku. Aku memang mencintai mu. Sebenarnya, cincin ini untukmu. Ku mohon,percaya pada ku." ia berjalan mendekat. Aku menahannya denganmencodongkan pisau itu ke arah nya 

"Jangan mendekat atau kubunuh kau"
"Baik . bunuh saja aku"ia malah berjalan mendekat. Aku tersenyum getir.
"Jangan mendekat atau kubunuh diri sendiri"

Ia menghentikan langkah kakinya."ku mohon jangan seperti ini. AKU BENAR BENAR MENCINTAI MU. KENAPA KAUTIDAK PERCAYA PADA KU RA?" ia berteriak. Ia menangis. Lagi. 

"Jika kau bilang seperti itu.Itu sudah terlambat justin. Aku tahu kau bohong. Maka dari itu aku inginmenghentikan nya. Aku tidak ingin merasakan sakit lagi. Cukup sekarang saja.Selamat tinggal"

"Ku mohon. Jangan sepertiini. "

Dan pisau itu sudah tertancap diperut ku. Bau anyir spontan menguar, darah segar keluar mengotori baju ku.akumembuka mulut demi menahan rasa sakit. Tubuhku spontan tergeletak terjatuh. Akumemutarkan pisau itu yang masih tertancap di perut. Meninggalkan lubang yangbesar dan penuh darah. Sakit, benar benar sakit.
Justin berlari lalu duduk di samping ku. Ia menangis. Pria itu menangissekarang. Menangis bukan mengeluarkan setitik air saja. Tapi keluar denganderas.
"Barbara palvin!" iamemeluk ku.

Dengan sisa tenaga, aku mendorongnya dan mencabut paksa pisau itu. Ku tancapkanlagi pisau itu ke dada. Aku mencabut lagi pisau itu. Dan menancapkannya lagi.Mencabut lagi. Menancapkannya lagi. Mencabut lagi. Menancapkannya lagi. Sampaiakhirnya justin menahan tangan ku. Darah keluar dari mulut ku. Dada ku penuhdarah. Astaga, aku benar benar menyedihkan sekarang.

"Tidak! Tidak bisa! Jangansakiti dirimu lagi. Kau tidak boleh mati. Barbara! KAU TIDAK BOLEH MATI. akutidak bisa hidup tanpa mu" dia terus berteriak, ia memeluk ku erat. Sangaterat dan membuat baju nya terkena darah ku. 

"Kenapa? Kenapa kau tidakpercaya pada ku? Aku bersumpah. Aku benar benar mencintai mu"
"Sebenarnya... Rahasia ku itu bukan karna aku menyukai evelyn. Tapi akumenyukai mu"
"Aku hanya mengetes hati ku saja. Aku sendiri ingin menghilangkan rasaini. Aku juga sadar. Kalau kita hanya teman dan tidak bisa memiliki. Aku hanyatakut,kalau kita tidak akan bisa bersama"
"Tapi tidak bisa. Tidak bisa ra. Aku tersiksa selama aku bersamaevelyn"
"Ayo kita mulai dari awal. Ku mohon. Jangan mati"


        Ia terus menangis. Mencengkrampundak ku. Memeluk ku sangat erat. Apakah semua itu pernyataan yang benar? Jikabenar. Kenapa ia baru mengatakan nya sekarang? Dasar pria jahat.
Aku meringis. Aku tersenyum getir.Aku mencengkram baju justin. Apa aku menyesal sekarang? Apa aku melakukankesalahan? Apa aku harus percaya padanya? Ternyata benar, aku bodoh. Aku tidakbisa berfikir secara logis.ini semua sudah terlambat. Aku akan pergi.
Sedetik kemudian, mata ku perlahan lahan mendesak memejamkan matanya. Samarsamar terlihat pria itu yang terus menangis. Samar samar aku mendengar ia terusmemanggil ku dan mengatakan 'kau tidak boleh mati'. Dan setelah itu. Aku tidakbisa melihat apa apa lagi. Gelap. Dunia berubah menjadi gelap. Dunia terasabegitu hancur Dan rasa sakit itu menghilang begitu saja. Lalu Aku tak bisamelihat pria itu lagi. Aku tak bisa mendengar suara pria itu lagi. Tertawanyabahkan tangisannya. Aku tak bisa berbuat apa apa. Aku hanya menunggu. Di surgaatau di neraka.
Aku hidup merasakan rasa sakit danberakhir dengan rasa sakit. Menyakiti dan di sakiti. Aku memang sudah tidakwaras. Semua nya berakhir dengan begitu cepat. Aku tidak akan bisa disisinyalagi. Kenangan saat ia membuat ku tertawa. Saat ia membuat ku kesal. Saat kamipulang dari kampus bersamaan. Saat kami mendengarkan lagu bersama dan membuatpipi kami saling bersentuh. Saat kami berpelukan. Saat aku tidak sengajatertidur di pundaknya. Saat aku menjitak kepala nya dan membuat ia kesal. Saatia mencubit pipi ku. Saat ia membuat ku sakit. Saat ia membuat ku menangis.
Kenangan itu akan berakhir seperti debu yang menghilang terkena angin. Sepertisebuah api yang padam terkena air hujan. Terimakasih justin, sudah membuat kubahagia. Aku Barbara Palvin, Gadis yang begitu menyedihkan.




THE END


Kesimpulannya : Barbara punyagangguan jiwa. Kalau dia lagi stress pasti dia bakalan berani nyakitin dirinyasendiri . dan menurutnya itu membuat dia nyaman. Dan justin, sebenarnya justinsuka sama barbara tapi dia takut bilangnya dan dia maksain diri buat suka samaorang lain dan menghilangkan rasa suka itu ke barbara. Tapi dia ga bisa dan akhinya gitu.

Gimana sedih ga??? Pintar ya kak Olyta buat JDnya ^^ salut deh (y)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar